Translate

Sunday, November 30, 2014

Mencari Takut di Belaian Rahwana ( Pendakian di Lereng Gunung Ungaran )


Malam Packing ke Merbabu
"Menjelajahi gunung kecil tapi tak jelas rutenya jauh lebih berbahaya bila dibandingkan dengan Menjelajahi gunung yang besar tapi dengan penunjuk arah pasti! "

Sebenarnya rencana di akhir minggu ini adalah pendakian ke Gunung Merbabu tapi karena ada keperluan yang mendesak akhirnya batal padahal sudah packing tinggal berangkat. Sebagai penawar, saya ganti dengan napak tilas masa kecil dulu, jalur alternatif yang saat kecil  jadi jalur berpetualang menuju kawah di kompleks wisata Candi Gedong Songo. Bagi saya, Gunung Ungaran adalah tentang Rahwana. Cerita mitos tentang Gunung ini adalah tempat bersemayamnya Rahwana. Kawah belerangnya adalah nafas Rahwana. Dan patung Hanoman adalah segel pengunci terlelapnya Rahwana. Cerita yang banyak saya dengar dari orang - orang tua dulu waktu masih kecil. Jalur yang akan saya tempuh konon ceritanya adalah jalur tua yang biasa digunakan penduduk lereng jaman dulu  untuk beribadah,membawa sesaji ataupun bertapa menuju kompleks candi.

Gunung Gendol (Anak Gunung Ungaran ). Gunung Ungaran tertutup kabut.


Sejak kecil, lereng Gunung Ungaran adalah misteri besar bagi saya. Lebih menarik dari misteri segitiga bermuda. Seperti ada kutub magnet kuat yang menarik imajinasi dan adrenaline untuk menjelajahinya. Kalau puncak gunungnya entah sudah berapa kali  mencapainya sampai tidak bisa menghitungnya secara pasti  tapi lerengnya masih banyak yang perawan dan belum pernah saya jelajahi dengan rinci. Lereng itu sementara ini di benak dan memori kebanyakan masih tentang mitos dan cerita yang tidak pasti faktanya. Konon di Gunung Gendol ( Anak gunung di lereng Gunung Ungaran, bisa ditempuh lewat jalur Watu Kodok dekat perkemahan Bantir ) masih bisa ditemui hewan - hewan langka seperti harimau jawa. Saking misteriusnya katanya beberapa tahun silam sempat dijadikan perkebunan ganja karena jarang ada yang berani menjelajahinya. Banyak lagi cerita lain seputar lereng dari mulut ke mulut baik tentang yang natural maupun supranatural.

Kalau disebut pendakian mungkin kurang tepat karena tidak mencari puncak tapi mencari "sesuatu yang hilang " dari dalam diri saya. Sesuatu yang menghilang pada hari dimana saya kehilangan cinta,mimpi dan