Translate

Sunday, June 16, 2013

RAHWANA IN LOVE


#Rahwana in Love
edisi khusus hari buku sedunia

Sore itu Rahwana tampilannya beda, cuma diam. Ndak seperti biasanya yang cewawakan, nggatheli plus njancuki.

"Kok murung tho Kangmas, why? Apa udah bosen ma aku.." tanya sinta pada rahwana yang sedang ndeprok di bawah pohon kamboja dengan tatapan kosong ke langit.

"Noooooooo... Ndak gitu Nimas.."
"Ndak mungkin aku itu bisa bosen ma kamu, wong kamu itu seperti kopi. Bangun tidur aku butuh, siang juga butuh, malam apalagi.. Yo ra... " jawab Rahwana sambil cengar cengir genit.

"Maksud Kangmas kulitku hitam gitu??? " Sinta bertanya lagi sambil nyubitin lengan rahwana yang ada tato tulisannya "i sinta "

"Noooooooooooooo.. Arrrggghhh susah ngomong ma orang cantik apa lagi itu kamu, Nimas... gini lho aku jelasin tapi jangan marah dan salah paham ya dan jangan menyela kata-kataku.. " agak serius Rahwana memohon pada Sinta dan dibalas dengan anggukan dan tatapan menyeramkan penuh kecurigaan.

"kalo boleh jujur kamu itu cinta ketigaku... "Tiba-tiba ada halilintar yang menggelar diikuti suara tamparan Sinta ke muka Rahwana. Wajah sinta pucat tapi matanya menyala penuh amarah. Mungkin memang benar ndak ada wanita yang mau dinomor duakan apalagi dinomor tigakan. Setelah menampar,
Sinta cuma diam membisu, antara kecewa dan terluka. Rahwana kaget, baru kali ini dia lihat Sinta bisa sesadis itu.

"Nimas, jangan salah paham dulu. Aku kan bilang jangan disela kata-kataku. Heedeeehhhh " Rahwana coba memegang tangan Sinta tapi malah dibalas dengan pukulan ke dada.

"Aku ndak nyela, aku cuma nampar... " Sambil mengambil jarak dari rahwana penuh rasa dingin dan datar jawaban Sinta, mlengos memalingkan muka. Kata-kata Sinta bagi rahwana saat ini sama datarnya dengan pembawa acara berita TVRI jaman dahulu.

"Oke... oke... aku lanjutkan ceritaku dulu.. Terserah habis itu mau mukulin atau bahkan mutilasi aku, Ndak apa-apa, rapopo, ndak masalah. Aku nanti akan dengan senang hati menerimanya Nimas.. " dalam radius 1 meter dari Sinta, Rahwana ngalah, ndeprok lagi sambil nyalain sebatang marlboro merah favoritnya.

"Aku dulu bukan anak yang diharapkan oleh orangtua kandungku, yang sampai sekarang ini pun aku tak mengenalnya. Aku dibuang di hutan sampai akhirnya aku ditemukan simbok angkatku. Dialah cinta pertamaku."  Rahwana nahan nafas, memejamkan mata menahan tangis.

"Janda yang ditinggal mati suaminya dan ndak mau menikah lagi, Kalo aku tanya karena rasa cinta dan setianya pada mendiang suaminya tapi kadang aku berpikir juga yang mau menikahi simbok itu  siapa wong orangnya judes, mukanya sangar,galak, medeni, horor banget lah pokoknya tapi pada dasarnya dia wanita yang sangaaaat baik.... penuh kasih sayang padaku padahal aku cuma anak pungutnya. Aku ndak akan pernah bisa menolak untuk bilang dia cinta pertamaku. Menyuapiku, memandikanku, mengajari banyak hal tentang dunia ini padaku. Aku sayaaang banget sama dia.. tapi ini bukan oedipus complex lho.. ini cinta anak kepada ibunya.."

"Wajar tho Nimas, cinta pertama seorang anak lelaki pada ibunya... " Sejenak rahwana berhenti bercerita sambil memandang sinta yang masih memunggunginya.

"Hmmmm.. "Sinta menggumam sambil memandang Rahwana sebentar tapi kemudian membalikkan badan lagi. Sinta hapal bahasa tubuh Rahwana kalo berbohong. Rahwana pasti menundukkan kepalanya sama seperti anak kecil kalo berbohong. Salah satu alasan Sinta menyukai Rahwana juga itu.

Rahwana itu hatinya pure, murni, bersih seperti anak kecil. dan rahwana yang dihadapannya sekarang bercerita sambil menegakkan kepalanya dan  berkaca-kaca. Ada rasa ndak tega juga tapi Sinta masih belum sembuh kaget dan kecewanya dibilang cinta ketiga. Ada rasa cemburu dan penasaran menunggu cerita wanita seperti apa sebenarnya cinta kedua Rahwana.

Rahwana menghela napas, dia menyalakan sebatang rokok lagi. Ada rasa kangen luar biasa yang datang tiba-tiba saat membayangkan wajah simbok angkatnya.

" Cinta keduaku ada hubungannya dengan profesi simbok, Nimas. Simbok itu kerjaannya jualan buku loakan di pasar. Di rumah kami yang kecil ada tumpukan buku bekas yang baunya super apek. Waktu kecil itu aku ndak punya teman main, semua menjauhiku karena fisikku dan kemiskinanku. Buku lah cinta keduaku. Buku itu ibu keduaku, mengajarkanku tentang banyak hal, menemani kesepianku, menyembuhkan sedihku. Tiada hari tanpa buku di masa kecilku. Dari buku primbon, rumus togel, tafsir mimpi, Doraemon, Kho ping ho, Gibran sampai Hamingway jadi pengasuhku, guruku, ibu keduaku. Dan inilah sumber murungku. Hari ini hari ulang tahun ibu keduaku. Perihatin aku sekarang buku disepelakan orang, jadi bahan korupsi.. duuuhhhh... " sambil tepok jidat Rahwana berdiri.

"Rahwanaaaa, I hate Youuuuuu... " Tiba-tiba Sinta membalikkan badan memeluk Rahwana sambil berlinang airmata, benar-bener nyesel dia udah salah paham ma Rahwana. Kalah dengan buku tak apa lah, pikirnya. Setidaknya tak ada wanita lainnya selain simbok mertuanya.

"Wait Nimas..... " apa kamu yang ke empat ya....... hmmmm... " Rahwana mengambil dompetnya, melepaskan pelukan Sinta.

"Plak.. plak..plak..." tamparan Sinta kembali menghampiri pipi Rahwana, tapi cuma cengar-cengir sambil nunjukin sebuah gambar anak kecil cewe potongan majalah jaman dulu.. "Ini yang ke tiga, wanita yang mengambil hatiku dengan sempurna sejak aku kecil... "

"Eeeehhh.... " Sinta tertegun, matanya yang melotot mendadak redup. Tiba-tiba lenyap marah dan cemburunya, dia pandangi gambar itu, dia sangat mengenalnya. Itu gambar dia waktu kecil dulu menang di lomba idola cilik di sebuah acara tv swasta.

"Damn, Rahwana...i really reaaaally hate you.... " gemas dan bahagia Sinta memeluk erat sekali rahwana.. Rona wajahnya memerah, merahnya mendekati warna baju liverpool sedang Rahwana juga memerah wajahnya. Bahagia itu pasti tapi pelukan Sinta sore itu sangat erat sekali sampai rahwana nyaris tidak bisa bernafas. Merahnya wajah rahwana itu karena ndak bisa napas. Corak mukanya mendekati corak baju AC Milan, merah dan hitam karena bekas tamparan sinta.

"Sinta,you're really something " batin Rahwana di sore itu.

*Catatan penutup : Kenapa rahwana bisa begitu mencintai buku? Karena itulah sumber kesaktiannya. Rahwana cuma sekolah sampai kelas 3 SD. Bukan karena Rahwana idiot atau bodoh tapi karena simboknya ndak kuat mbiayai sekolahnya. GNOTA ndak pernah sampai kepadanya, dana bantuan dari pemerintah di usulan sekolah namanya tercantum tapi dia ndak pernah dapat duitnya. Simboknya waktu itu pernah sakit, sudah ndak ada duit sama sekali buat biaya sekolah,  Tapi pake kartu Jamkes ditolak.

Nasibnya mirip Tasripin lah. Itu juga awal dia punya pandangan "Selalu loyal lah kepada negaramu tapi jangan pernah loyal kepada orang yang menjalankan negara dengan tidak benar."

Akhirnya dia yang jualan buku loakan buat bantu biaya kesehatan simboknya. Waktunya dihabiskan dengan membaca buku-buku loakkannya ,baik itu buku pelajaran maupun buku cerita. Banyak hal yang dia kuasai dari buku-buku bacaannya. Itulah kenapa dia begitu mencintai buku. Sejarah masa lalunya juga yang membuat dia bercita-cita ingin membuat sistem pendidikan gratis, pelayanan kesehatan gratis.

"Selamat hari buku.. Bukukanlah hari-harimu, Hari-harikanlah buku-bukumu... "
#Rahwana in love
#Dhog
#End

No comments:

Post a Comment